Pada biji pepaya
terdapat kandungan berupa glucocide caricin dan carpain. Diduga zat yang
terkandung dalam biji pepaya yang berperan adalah glucosinolat, yang merupakan
bagian dari glucosida. Glucosida adalah zat yang mengandung gugus triterpenoid
dan steroid
Ekstraksi senyawa
terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui sokletasi dan maserasi. Sekletasi
dilakukan dengan melakukan disokletasi padaserbuk kering yang akan diuji dengan 5L
n-hexana. Ekstrak n-hexana dipekatkan
lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktifitas bakteri. Cara
maserasi, biji pepaya yang berwarna putih dicelupkan ke dalam etanol panas
kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Sebanyak 500 g serbuk kering biji pepaya
diekstraksi menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak yang didapat diuapkan dengan
rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental n-heksana. Ekstrak
kental tersebut diuji fitokimia dengan pereaksi Liebermann-Burchard untuk
menentukan ada tidaknya triterpenoid. Ekstrak kental positif triterpenoid
dipisahkan dengan kromatografi kolom. Sebelum dilakukan pemisahan dengan
kromatografi kolom, terlebih dahulu dilakukan pemilihan eluen dengan teknik
KLT. Hasil pemisahan kromatografi kolom (silika gel 60, n-heksana : eter :
etilasetat : etanol (2:3:3:2)) yang sama digabungkan dan dikelompokkan menjadi
kelompok fraksi. Masing-masing kelompok fraksi tersebut diuji untuk
triterpenoid. Fraksi yang positif mengandung triterpenoid dengan noda tunggal
dilanjutkan dengan uji kemurnian secara KLT dengan beberapa campuran eluen.
Bila tetap menghasilkan satu noda maka fraksi tersebut dapat dikatakan sebagai isolat
relatif murni secara KLT. Isolat relatif murni ini kemudian dianalisis dengan
Spektrofotometer Ultra violet-tampak dan Inframerah.
Biji pepaya juga mempunyai aktivitas farmakologi daya antiseptik
terhadap bakteri penyebab diare, yaitu Escherichia coli dan Vibrio cholera.
Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental metanol biji pepaya diketahui
mengandung senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid, flavonoid,
alkaloid, dan saponin. Secara kualitatif, berdasarkan terbentuknya endapan atau
intensitas warna yang dihasilkan dengan pereaksi uji fitokimia, diketahui bahwa
kandungan senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid merupakan komponen
utama biji pepaya. Uji fitokimia triterpenoid lebih lanjut terhadap ekstrak
kental n-heksana menggunakan pereaksi Liebermann–Burchard juga menunjukkan
adanya senyawa golongan triterpenoid. Hal ini memberi indikasi bahwa pada biji
pepaya terkandung senyawa golongan triterpenoid bebas. Berdasarkan pemanfaatan
secara tradisional biji pepaya yang salah satunya sebagai obat diare dan
berdasarkan aktivitas fisiologis dari senyawa golongan triterpenoid bebas
sebagai antibakteri, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengisolasi senyawa
golongan triterpenoid bebas pada ekstrak kental n-heksana biji pepaya dan
menguji isolat triterpenoid yang diperoleh terhadap bakteri penyebab diare,
yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Berdasarkan artikel di atas, isolasi senyawa triterpenoid pada Biji Pepaya yaitu dengan cara sokletasi dan maserasi.
BalasHapusPermsalahan : Mengapa pada sokletasi ekstrak n-hexana dipekatkan lalu disabunkan.apa pengaruh dari penyabunan tersebut ??
Pengaruh penyabunan pada sokletasi yaitu untuk menghilangkan minyak yang terkandung dalam biji papaya dan di gunakan KOH yang merupakan basa kuat. Sehingga ekstrak n-heksana bebas dari minyak dan menghasilkan ekstrak n-heksana yang pekat.
BalasHapusPenyabunan mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Oleh sebab itu pada proses sokletasi padaserbuk kering yang akan diuji dengan 5L n-hexana. Ekstrak n-hexana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%.
BalasHapus